Rabu, 06 Januari 2010

psikolog mengadu ke siapa?

seorang dokter ketika sakit, dia akan memilih obat dan meminumnya dan jika harus membutuhkan dokter lain maka ia tak akan sungkan memanggilnya...karena tidak ada dokter yang mengoperasi dirinya sendiri. pertanyaan yang selama ini belum terjawab bagi saya adalah bagaimana jika yang mengalami masalah psikologis adalah psikolog itu sendiri? padahal saya sangat yakin kita hanya akan memberikan apa yang kita miliki. jika didalam kita ada penyakit maka sebenarnya dalam proses konseling atau psikoterapi saya khawatir kita hanya akan menularkan apa yang kita alami dan rasakan pada orang lain.
menjadi psikolog ternyata profesi yang tidak mudah...selesai dengan diri sendiri terlebih dahulu baru menyelesaikan masalah orang lain. itu idealnya.
tetapi psikolog juga manusis kan? yang tidak akan terlepas dari masalah dan beban hidup. lalu jika pada kondisi seperti ini kita mau mengadu pada siapa? pada psikolog lain? sebagian orang masih menganggapnya tabu kan? tapi mobil derek yang jatuh ke jurang membutuhkan mobil derek yang lain.

sebuah kondisi dilematis...

dalam kondisi seperti ini orang-orang terdekat yang kita cintai adalah tempat untuk berbagi tentang apa yang kita alami karena kita bukan malaikat. kita hanyalah sebagian kecil menusia yang punya niatan untuk membantu memfasilitasi orang lain menyelesaikan masalahnya. hanya itu saja! atau jika tidak ada orang lain disekitar kita, terminal terakhir adalah mengadukan apa yang kita alami pada Allah Dzat yang akan menjawab semua masalah kita, hanya sabar atau tidak kita untuk mengerti jawabanNya.

renungan akhir tahun bagi profesi yang menurut saya sangat mulia.
salam

Tidak ada komentar: